Hari ini
tepat satu minggu aku tinggal di London. Aku inget selasa yang lalu aku
disambut oleh UEL student ambassador
di bandara Heathrow, juga disambut dengan musim yang yah bisa dibilang dingin
untuk kulit Negara tropis kayak kita ini, Indonesia, musim gugur. Kata mereka
masih awal musim gugur sih. Awal. Apakabar pertengahan dan akhir nanti,
wallahualam. Serahkan semuanya kepada yang diatas.
Indonesia dan
London memiliki perbedaan waktu sampai 6 jam. 6 jam lebih cepat Indonesia. Awalnya
aku mikir 6 jam itu biasalah ya. Dulu aku sempet ngerasain 4 jam perbedaan
waktu ketika aku stay di Sydney. It was
not a big deal at all. No jetlag and found no difficulty to communicate with fams and
friends in Indonesia. Sekarang tinggal tambah 2 jam aja, jadilah 6 jam. Tapi ternyata
mayan ngaruh juga ketika aku harus menelpon bapak&mamak di rumah sana. Aku
nya pagi, mereka siang (lagi beraktifitas). Aku nya siang, malah ga bisa telvonan
karna jadwal disini padet. Aku nya sore, mereka udah bobo secara udah midnite. Ya
solusinya memang harus ada yang ngerelain waktu nya. Tapi ini cukup menyadarkan
aku juga bawa plus 2 jam itu ngaruh banget. Haha. Terutama dalam hal tidur dan
jam makan secara biologis. Khusus bagian ini aku fokus memikirkannya bahkan
sebelum keberangkatan secara aku khawatir juga kalau aku terkena terpaan jetlag
sedangkan kegiatan kampus lagi padet2 nya. Bisa bisa tumbang. Duh!
Ok, Disini aku
bakal nge-share tips cepet menangkal jetlag ala cuex. Semoga bermanfaat!
1. Cari tahu
perbedaan waktu
Indonesia 6 jam lebih cepat dari London. Otomatis aku akan
mengalami kemunduran waktu. Sip! Catet!
2. Pahami rute
dan waktu penerbangan
Total penerbangan di pesawat yang aku jalani adalah 19 jam (ini
belum termasuk transit di beberapa bandara). Berikut rincian penerbangan ku sebagai salah satu contoh untuk dianalisis:
a.
Aceh-Jakarta
(Garuda): keberangkatan pagi, 3 jam
b.
Transit di Bandara Soetta: 5 jam
c.
Jakarta-Dubai
(Emirates): keberangkatan magrib, 8 jam
d.
Transit di Bandara Dubai (DXB): 4 jam
e.
Dubai-London (Emirates):
8 jam
Nah, di
setiap penerbangan aku akan mengusahakan untuk tidur, apalagi pas penerbangan
dari Aceh ke Jakarta karena aku bakal hectic untuk pindah terminal sambil
gotong koper yang berat nya 32 kilos plus 1 backpack yang ternyata berat nya 11
kilos. Ah iya! Aku inget satu kejadian, jadi Maskapai Emirates punya peraturan
dimana hand bag ga boleh lebih dari 8 kilos. Sedangkan pas ditimbang, punya ku
11 kilos. Aku langsung pasang muka seinosen mungkin dan sesholehah mungkin
sambil bilang “I am an international student”. Terus si mba cantik itu nanya “itu
elektronik semua?”. Aku langsung yes dan ngangguk mantap, sebenarnya ga semua
elektronik sih soalnya aku juga narok buku2 bacaan psikologi yang tebel yang
aku pikir itu akan berguna untuk course aku nantinya, kasian aja gitu kalau ga
dibawa. Dan Alhamdulillah si mba nya ngijinin. Yaiiy !
Oke. Lanjut.
Selain pindah
terminal, aku juga harus check in ke maskapai Emirates. Itu semua butuh stamina
dan kesadaran yang optimal. Jadi aku selama di pesawat tidurrrr. Kecuali di
penerbangan yang ngambil waktu sampe 8 jam. Enggak sanggup juga tidur mulu, 16
jam euy. Sakit leher. Haha.
3. Pahami waktu di Negara transit kamu
3. Pahami waktu di Negara transit kamu
Aku transit kedua di Dubai yang ternyata punya perbedaan
waktu mundur 3 jam dengan Indonesia. Bisa kebayang gak si, aku berangkat dari Jakarta
udah magrib, nyampe di dubai harusnya udah jam 2 malem. Tapi karena perbedaan
waktu, aku nyampe di Dubai jam 11 malem. See! Aku mengalami kemunduran waktu.
Terus berangkat dari Dubai menuju London jam 2.30 malem dengan
durai 8 jam, harusnya aku nyampe jam 10.30 pagi. Tapi pas aku buka mata, di
London baru jam 7 pagi.
Kesimpulannya : ini adalah momen malem terpanjang buat aku. Kenapa?
Karena aku mengalami kemunduran waktu. Haha.
4. Udah paham
rute dan waktu? Selanjutnya adalah sisipkan jam tidur yang sesuai
Karena aku sudah tau kalau aku akan tiba di tekape jam 7
pagi, aku mengusahakan agar tubuh ku cepet menyesuaikan dengan
tempat baru. Selama didalam pesawat, aku mendapatkan tidur yang sangat cukup
(diselipkan dengan makan dan menonton film-film seru dan ngobrol2 sama
passenger yg duduk disebelahku). Aku sempet mikir, ada bagus nya juga aku
mengalami sebuah rentang waktu malem yang panjang, jadi aku bisa
mengistirahatkan diri dengan optimal.
Pas jam 7 pagi tiba di Bandara Heathrow, London, mataku
terbuka lebar dengan enerji yang fully charged.
5. Jangan menyugestikan diri dengan perbandingan
5. Jangan menyugestikan diri dengan perbandingan
Kadangkala kita secara otomatis akan berpikir “wah jam segini
kalau di Indonesia aku udah tidur/udah makan siang/dan lain lain”
Kita akan membanding-bandingkan aktivitas waktu antara dua Negara.
Sebaiknya jangan, itu malah akan membuat tubuh kembali alert dengan jam
biologis di Negara asal.
Kalau kamu punya mind control yang baik, maka insya Allah
jetlag ini bisa dilewati dengan cepet.
Itu lah 5 tips dari aku untuk
menaklukkan jetlag. Aku berhasil melaluinya di hari keempat, termasuk bagian
tidur dan makan. Hari pertama sejujurnya malah aku engga ngerasain jetlag sama
sekali karena tidurnya pulas banget di pesawat. Tapi hari kedua kayak nya tubuh
sedang dalam proses adaptasi. Sekitar jam 3 siang gitu kepalaku pusing. Ternyata
tubuhku butuh tidur secara di Indo udah malem kan. Kecapean juga sih secara
banyak banget info yang masuk ke data internal otak aku. Mungkin otak aku kaget
kali ya. Haha.
Hari ketiga udah mulai stabil.
Dan di hari keempat, aku udah masuk
ke ritme waktu disini. Alhamdulillah!